Author : Ivi Hamzah
MULAK ULU, LhL- Menindaklanjuti tugas pokok tim monitoring dalam memantau pembangunan di desa, maka setiap pembangunan yang menggunakan Dana Desa (DD) wajib dikontrol, agar pembangunan yang ada di desa benar benar tepat guna sesuai dengan petunjuk tehnis penggunaan DD.
Hari ini, Senin (11/12) tim monitoring meninjau pembangunan Desa Sukananti, dan Sengkuang. Seperti biasa sebelum tim monitoring berikan arahan pada Kades dan Tim Pelaksana Kerja (TPK). Kemudian, tim melanjutkan peninjauan lokasi kerja untuk cek fisik bangunan, Baliho APBDes dan Papan informasi proyek. Saparudin, Sos, Camat Mulak Ulu melalui Sekretaris Camat (Sekcam) Jhon Adri Agustian.
Sebagai ketua tim monitoring setelah melakukan peninjauan di Desa Sukananti dan Desa Sengkuang, Jhon Adri Agustian menyatakan hasil tinjauan bersama tim, tidak ada permasalahan. Kedua desa memasang baliho APBDes dan papan proyek, dipasangkan ditempat umum.
“Dalam hasil tinjauan kita hari ini, kedua desa mengikuti peraturan sesuai dengan petunjuk, dalam penggunaan dana desa,” kata John panggilan akrabnya.
Kemudian tim monitoring memuji Desa Sukananti dan Desa Sengkuang, yang melibatkan masyarakatnya secara per Kepala Keluarga (KK) dalam mengerjakan pembangunan di desa, yang terlibat juga kaum ibu ibu.
Edisar, Kepala Desa Sukananti, menjelaskan pada tim monitoring bahwa penggunaan dana desa tahap dua dialokasikan ke pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) melanjutkan dana desa tahap satu yaitu jalan setapak dalam desa.
“Dana Desa 2017 kita alokasikan pada pembuatan jalan setapak dalam desa dan pembuatan SPAL,” jelasnya pada tim monitoring, sembari menambahkan, seluruh pekerjanya diambil per Kepala Keluarga biar adil.
Senada dengan Efriadi, Kepala Desa Sengkuang, mengatakan pada tim monitoring, bahwa dana desa tahap dua dialokasikan pada pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), dan DD tahap satu dialokasikan ke Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), yaitu organ tunggal dan alat alat prasmanan.
“Ya dana desa tahun 2017 kami alokasikan ke Bumdes, dan jalan usaha tani,” jelasnya pada tim monitoring.
Dalam sistem kerja tamba kades, Ia ambil pekerjanya disetiap rumah, agar setiap kepala keluarga mendapatkan kesempatan bekerja dalam membangun desanya sendiri, tanpa terkecuali.
“Sistem kerjanya kita ambil setiap rumah, agar tidak ada cemburu dari warga, semua dipersilahkan untuk bekerja,” ujar kades yang akrab dengan masyarakatnya ini.
Nurhayati, salah satu pekerja dari kaum ibu ibu di desa sengkuang ini, yang ikut bergabung dalam pembangunan desa menuturkan pada awak media, bahwa ia dan rekan sesama perempuan sangat bersyukur adanya dana desa ini, karenanya ia bisa ikut bekerja walau sekedar angkat material dan antarkan adonan semen. Nur beserta rekannya sangat menikmati pekerjaan ini, memang seyogyanya ini adalah pekerjaan laki laki.
“Kami terimakasih adenya dana desa, jadi kami pacak ikut begawe walau kerja harian, dan upahnye pacak buat ongkos anak sekolah,” terang seorang janda ini pada media Lahathotline.com.
Editor : Zadi