Author : SUDARMAWAN
LAHAT, LhL – Dalam Kegiatan Sosialisasi Analisis Belanja Publik Untuk Penanggulang Kemiskinan di Kabupaten Lahat, Sekretaris Daerah (Sekda) Lahat Nasrun Aswari,SE,MM Marah, pasalnya masih banyak penggunaan anggaran tidak menyentuh masyarakat. Kamis (04/05).
Mirisnya, Nasrun membeberkan beberapa dinas yang harus memaksimalkan kinerjanya berupa pelaksanaan anggaran yakni PU, Disdikbud, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan dan Koperasi UKM.
Sekda meminta kedepan, Seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Harus menyejahterahkan masyarakat dengan cara menyekolahkan kembali anak-anak putus sekolah.
“Dinas pertanian pun harus turun kelapangan yakni kepedesaan untuk membina dan memberikan pelatihan mengenai sektor pertanian,” ungkapnya.
Disamping itu, sekda juga meminta kepada dinas Kesehatan agar selalu mengaktifkan Pusat Kesehatan Keliling (puskesling) sehingga kesehatan masyarakat juga terakomodir oleh pemerintah.
“Jangan sampai anggaran yang ada kita hanya melaksanakan pelatihan-pelatihan dan bentuk lainnya yang sama sekali tidak menyentuh kemasyarakat, laksanakanlah proritas kemasyarakatan sehingga kemiskinan dapat tertuntaskan,” jelasnya.
Terpisah Sukmawah Yuningsih unit Advokasih Daerah sekretariat tim Nasional percepatan penanggulangan kemiskinan saat diminta keterangan menjelaskan, dirinya berharap penanggulangan kemiskinan tepat sasaran.
“Kami ingin melakukan peningkatan kapasitas SKPD untuk membuat perencanaan penyusunan program, kegiatan dan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran (wilayah dan penerima manfaat).
Ditambahkan Sukma, dirinya berharap hasil dari kegiatan ini dapat menjadi masukan untuk pemerintah dalam penyusunan RKPD 2018 mendatang.
“Transfer dari pusat ke daerah slalu meningkat dari tahun ke tahun namun dampaknya terhadap angka penurunan kemiskinan tidak terlalu signifikan terlihat di beberapa daerah, untuk itulah diperlukan identifikasi, analisis masalah dan kebijakan publik terutama perencanaan dan anggaran dana untuk penanggulangan kemiskinan multi dimensi (pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar dan bansos),” tutupnya.
Editor : YADI