Author : Ron. Sumber : inilah.com
PADANG, LhL – Puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2018 di Danau Cimpago, Kota Padang, Jumat,(09/02) dihadiri langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana beserta sejumlah menteri dan duta besar berbagai negara.
Tak hamya datang, Jokowi juga mencoba berperam sebagai wartawan dadakan. Lalu ia juga meminta seorang wartawan berperam sebagai presiden menggantikan posisinya.
Dalam sambutannya, Jokowi meminta seorang wartawan untuk maju ke panggung. Sejumlah wartawan mengangkat tangan untuk maju. Jokowi memilih salah satunya.
“Saya panggil junior, yang datang senior.Ya sudah, silakan kenalkan nama,” kata Jokowi.
Kemudian wartawan yang maju ke panggung memperkenalkan diri.
“Nama saya Yusrinur Raja Agam, wartawan di Surabaya,” katanya.
Lalu presiden meminta Yusrinur bermain peran. Yusrinur diminta menjadi Presiden RI sesaat saja menggantikan dirinya. Sementara Jokowi menjadi wartawan.
Hal ini dilakukan Jokowi karena dia sering dicegat wartawan saat dia sedang tidak siap menjawab pertanyaan wartawan.
“Saya minta Pak Yusri jadi Presiden, saya yang jadi wartawan. Saya yang tanya,” katanya.
“Baik. Saudara wartawan, apa yang mau ditanyakan?” kata Yusrinur disambut tawa Jokowi dan tepuk tangan hadirin.
“Ini sudah pas ini,” kata Jokowi.
Jokowi kemudian bertanya. Dari 34 menteri, siapa menteri yang dianggap paling penting oleh ‘Presiden’ Yusrinur?
Mendengar ini, Yusrinur terdiam sesaat. Sebagian hadirin bersorak dan tepuk tangan.
“Sebenarnya semua penting. Tapi yang paling penting adalah menteri yang bisa membuat Presiden nyaman,” kata Yusrinur.
Jokowi tak puas dengan jawaban Yusrinur. Menurutnya terlalu politis.
“Politis sekali ini. To the point saja pak, bapak banyak muter-muter gitu. Muter-muter terus, saya belum bisa nangkap,” kata Jokowi.
“Baik, menteri yang urusi wartawan,” sambung Yusrinur.
Jokowi penasaran dengan siapa menteri yang dimaksud ‘presiden’ sesaat tersebut. “Menteri apa itu?” tanyanya.
“Kalau sekarang namanya Menkominfo,” kata Yusrinur.
Yusrinur lantas menjelaskan alasan kenapa dia menganggap Menkominfo penting. “Supaya semua mendapat informasi, dari kota sampai desa,” kata Yusrinur.
Jokowi masih belum puas. Dia melancarkan pertanyaan dengan tema lain. Jokowi menanyakan, media apa yang sering bikin jengkel.
“Blak-blakan saja. Saya sering sekali kadang sebel, kadang jengkel dibuatnya. Media apa yang paling menyebalkan? Yang bapak sering jengkel. Jawab blak-blakan ya,” tanya Jokowi.
Sementara itu dalam sambutannya juga, Jokowi mengatakan di era informasi yang melimpah, pers masih diperlukan untuk membangun narasi kebudayaan dan peradaban baru.
Sekitar lima tahun belakangan masyarakat mendengar berbagai analisa yang mengatakan bahwa media mainstream, media massa akan digeser media sosial, media baru.
Media massa pers yang dikenal sebagai pilar ke-4 demokrasi dianggap akan sulit bersaing dengan media sosial dan digital
“Saya percaya bahwa di era lompatan kemajuan teknologi di era melimpahnya informasi dan misinformasi, justru pers makin diperlukan,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pers semakin diperlukan untuk menjadi pilar penegak penyampaian kebenaran, pers semakin diperlukan sebagai penegak fakta.
“Pilar penyebar aspirasi yang ada di masyarakat, memotret masyarakat yang semakin bergerak semakin efisien dan melahirkan revolusi industri 4.0 berbasis digitalisasi dan anlaytic data,” kata Jokowi.
Usai menghadiri puncak peringatan HPN, Jokowi beserta rombongan meluncur ke Masjid Raya Sumatra Barat untuk menunaikan sholat Jumat.
Setelah itu Presiden akan menyerahkan sertifikat tanah wakaf serta berkunjung ke Universitas Negeri Padang (UNP).
Editor : Zadi