LAHAT, LhL – Harga komodoti Perkebunan yang Fluktuatif (Turun naik-red) yang disertai dengan tutupnya sejumlah perusahaan tambang batubara, menjadi salah satu faktor pemicu masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Lahat. Namun, terhitung sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 tingkat kemiskinan mengalami penurunan.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Lahat Yudhistira Arya. Menurut dia, dari data yang tercatat dari tahun 2013 jumlah penduduk miskin terdata sebanyak 71.800 jiwa atau 18,61 persen dari jumlah penduduk namun pada tahun 2014 terjadi penurunan yakni terdata 70.310 jiwa dengan rasio 18,2 persen. “Untuk data tahun 2015 belum dilakukan perhitungan namun pada akhir Oktober 2015 sudah didapat angka pastinya,” ujarnya.
Arya menyebut, ada faktor penyebab sehingga masih tingginya tingkat kemiskinan dikabupaten Lahat mulai dari harga Komoditi perkebunan karet yang sempat terjadi penurunan hingga PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat tutupnya perusahaan Tambang. Bahkan, faktor pendidikan menjadi salah satu kendala minimnya SDM untuk bidang tertentu. “Ya, dampaknya sudah tentu terhadap perekonomian masyarakat, karena untuk sektor Perkebunan mayoritas masyarakat bukan sebagai agen melainkan kebanyakan sebagai pengepul, begitu juga disektor pertambangan,” imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk hasil sensus ekonomi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu belum dapat dijabarkan kepublik, karena data yang terkumpul masih di BPS Provinsi dan jika tidak ada halangan pada akhir Oktober 2016 sudah dapat hasilnya. “Yang dilakukan sensus ekonomi tidak mencapai 24 ribu penduduk atau hanya 60 persen dari jumlah masyarakat Lahat,” pungkasnya.
Photo/Naskah : (MAN-MR)
Editor : (UJANG, SP)