Author : April
KIKIM TIMUR, LhL – Harga sawit hingga kini belum stabil malah cenderung turun pasca pelarangan hingga dibukanya ekspor CPO kembali beberapa waktu yang lalu.Harga sawit yang tak kunjung naik, dikeluhkan para petani termasuk di Kikim Area, Petani kelapa sawit meresahkan harga yang pelan-pelan turun semakin murah.
Salah seorang petani sawit di Kecamatan Kikim Timur Andi (56) mengatakan baru-baru ini sawit miliknya dibeli dengan harga di bawah Rp1000.
“Belum lama ini harga sawit kami di petani dibeli dengan harga Rp1000. Pupuk tak ikut turun harganya, tetap mahal,” keluh Andi.
Ditambahkan Andi dengan harga jual buah sawit murah, seharusnya pemerintah juga menurunkan dan mengontrol harga pupuk di pasaran.
“Sawit murah, pupuk mahal, jadi pendapatan dan pengeluaran sangat tidak seimbang sekali,” jelasnya
Disampaikan Andi, saat ini ia dan para petani kelapa sawit lainnya di Kikim kebingungan melihat kebijakan pemerintah yang Ia nilai mulai tak berpihak ke masyarakat.
“Makin hari makin entah bagaimana kebijakan pemerintah. Kami masyarakat di bawah makin bingung dan tak tentu arah hidupnya,” ungkap dia.
Hal senada juga dikatakan Tati (30), dikatakannya buah kelapa sawitnya juga dibeli dengan harga Rp1000 oleh toke sawit
Tati berpendapat, harga di bawah dari Rp1000 itu tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Kami cuma punya dua hektar kebun sawit. Paling dalam sebulan dapat 2 ton. Kalau harga segitu tentunya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” jelasnya.
Ibu tiga orang anak itu juga mengatakan belum lagi dalam beberapa bulan sekali ia harus memupuk dan mengeluarkan biaya perawatan kebun sawit.
“Pupuk mahal, sembako mahal semua, biaya kehidupan sehari-hari semakin tinggi, jadi makin entah berantah hidup zaman sekarang ini,” katanya.
Semakin ke sini, kata Tati lebih jauh, hidup masyarakat semakin tidak ada kepastian. Ditambahkannya, padahal masyarakat tidak pernah minta neko-neko terhadap pemerintah.
“Kami masyarakat kecil ini tidak pernah minta apa-apa kepada pemerintah, cuma minta kepastian hidup aja dari apa yang kami punya, itupun masih ngambang sampai sekarang,” kesal Tati.
Sementara itu, salah seorang toke sawit, Anton mengatakan, turunnya harga kelapa sawit itu terus terjadi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Dijelaskannya, kemarin turun Rp350 dan tentunya pihaknya juga menurunkan harga beli di tingkat petani.
“Di pabrik turun terus, tak tentu kadang harinya, tiba-tiba malam baru dapat harga turun. Sedangkan kami beli sawit petani kadang dengan harga yang belum turun. Rugi kadang kita”, terangnya.
Editor : Ron