Author : Darmawan
LAHAT, LhL – Sejak diterbitkan dan disahkannya akta notaris PT. Ampera Lahat Putra pada Tanggal 4 Mei 2016 lalu oleh Notaris bernama Selpita, SH. Perusahaan yang memayungi media cyber www.lahathotline.com ini, yang mulai aktiv baru terhitung sebelas bulan kurang 3 hari.
Kendati masih tergolong usia muda dan sudah dikunjungi jutaan pembaca, namun bukan berarti media online yang dibawah kendali sejumlah wartawan yang bisa dibilang dalam tahap belajar ini, mudah terlena oleh angka click yang semakin hari semakin bertambah itu.
Akan tetapi, kian banyak jumlah pembaca, maka semakin berat juga tantangan bagi para awak www.lahathotline.com ini untuk berbuat lebih baik lagi. Sebab semakin bertambahnya usia, kian greget juga upaya untuk mendewasakan karya. Hal ini, pun tak luput dari kritik dan saran dari para pembaca yang siap memicu semangat untuk berbenah diri.
Sederet ungkapan tersebut dibeberkan oleh Pimpinan Redaksi media www.lahathotline.com yang juga sekaligus sebagai Direktur Utama dalam komposisi PT. Ampera Lahat Putra, Ishak Nasroni, saat dibincangi, Kamis (30/3) pagi ini di kantor redaksinya di Jalan Serelo, Kelurahan Pasar Lama, Kecamatan Lahat.
“Walaupun masih tergolong usia muda, tapi bukan berarti kita harus bersantai santai dalam mengemas berita setiap harinya”, kata pria yang akrab disapa Ujang ini.
Menurut ayah dua anak yang baru saja lulus dan mengantongi sertifikat serta kartu Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dari Dewan Pers Indonesia pada tahun 2016 silam ini, keberhasilan sebuah media cyber itu bukan hanya dinilai dari jumlah click pengunjungnya saja.
“Yang lebih penting itu kepuasan pembaca atas susunan kalimat, materi berita, hingga ke karakter penulisan. Bukan asal jeplok saja, dalam artian tidak tertata”, ujarnya, dengan nada yang datar.
Nah, dengan demikian, lebih spesifik lagi ia menjelaskan, jika penyajian bacaan dengan memenuhi 6 unsur materi pemberitaan atau yang lebih dikenal dengan 5W+1H, itu dikemas dengan tanpa Hoax dan Sarra, tidak menutup kemungkinan pembaca akan berulang ulang membacanya.
“Kenapa begitu…??, karena terkadang saya sendiri ketika membaca berita acapkali terbawa arus plot yang diceritakan. Kadang saking asyik dan penasarannya, pengen baca lagi. Terlebih jika berita itu tidak ada narasumbernya, itu paling tidak saya suka, karena kesannya, itu hanya opini penulis saja”, imbuh, wartawan yang baru hampir 7 tahun bergelut dengan tinta dan kertas di salah satu koran harian di Sumsel ini.
Sementara itu, Nopriadi, selaku Pimpinan Umum yang juga sekaligus Penanggung Jawab media www.lahathotline.com ini menambahkan, minat pembaca yang telah mengunjungi media yang sudah menelurkan sebuah perusahaan lagi bernama PT Media Ampera Sumsel ini, itu tidak lepas dari usaha yang gigih antar sesama tim.
“Coba kalau awak medianya cuma saya dan Pimred saja..?, apa bisa kita raih animo pembaca yang begitu besar ini..?. Jawabnya, tentu ” Tidak”, sebab tanpa adanya rekan rekan wartawan di lapangan, maka kami tidak berarti apa apa. Karenanya, saya dan Pimred mengucapkan terima kasih pada semua insan pers yang tergabung dalam Ampera Group ini”, ungkap lelaki yang dikenal pendiam ini.
Terkait jumlah click yang baru mencapai 1 juta lebih dalam 11 bulan ini, Ia mengucapkan terima kasih banyak pada semua pembaca yang sudah percaya dengan kemampuan timnya yang masih dalam serba kekurangan ini.
“Tapi yakinlah, tanpa usaha yang keras serta kritik dan saran dari pembaca melaui inbox atau aplikasi pesan singkat lainnya, maka akan sangat sulit bagi kami untuk mengoreksi kekurangan dan kesalahan diri. Oleh karena itu, apapun yang dikritik oleh pembaca akan kami benahi dengan segera. Seperti pepatah “Pengalaman adalah guru terbaik untuk meraih kesuksesan”. Dalam kesempatan ini, izinkan kami dengan segala kerendahan hati, sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika masih terdapat kekurangan dari sisi apapun penyajian berita dari kami”, ucap mantan Direktur Cabang sebuah Privat Bahasa Inggris di Pulau Bangka ini, dengan rendah hati.
Upaya yang wajib dilakukan, lanjut dia, juga dengan memberikan wejangan dan pelatihan terhadap para wartawan, dengan tujuan agar tercapainya kinerja sebagai penulis yang profesional dan proporsional bagi crew yang ada.
“Bukan hanya untuk peningkatan mutu dan membangun karakter penulisan saja, tapi toh ini memang diwajibkan oleh Dewan Pers Indonesia bagi sebuah perusahaan pers untuk melakukan pelatihan secara berkala untuk para wartawannya”, tambah Nopriadi, menandaskan.
Editor : Hafizul Ahkam