Author : Ron
JAKARTA, LhL – PT Bukit Asam Tbk kembali menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun 2018 pada Kamis (25/4/2019) perseorangan membagikan dividen sebesar Rp.3,76 Triliun. Jumlah dividen tunai yang dibagikan merupakan 75 persen total laba bersih perusahan tahun 2018 sebesar Rp 5,02 Triliun.
Hasil RUPST terdapat perubahan nomenklatur jabatan dalam perseroan. Dalam rangka penyelarasan dan efektivitas kordinasi di internal Holding Industri Pertambangan. perubahan nomenklatur jabatan yang ada. Jabatan Direktur Operasi Produksi menjadi Direktur Operasi dan Produksi serta Direktur SDM dan Umum menjadi Direktur Sumber Daya Manusia.
Pembagian dividen melalui RUPST tahun 2018 dan laporan disetujui Direksi mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama 2018. Laporan tahunan termasuk keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Penetapan tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tahun 2018 dan gaji honorarium serta penunjukan kantor akuntabel publik untuk mengaudit laporan keuangan perseroan dan program kemitraan dan bina lingkungan tahun 2019.
Pencapaian ditahun 2018, kinerja Bukit Asam mengalami kenaikan dan perkembangan yang baik. Hal ini terlihat dari pencapaian laba bersih Bukit Asam yang menembus angka Rp 5,02 Triliun atau naik 12 persen dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp 4,48 Triliun. Pencapaian ini merupakan laba bersih dan tertinggi yang berhasil diraih sejak beroperasi. Kenaikan pendapatan usaha, penjualan ekspor serta efisiensi berkelanjutan yang dilakukan perseroan menjadi faktor utama dari perolehan laba bersih sepanjang 2018.
Tahun 2018, perseroan mencatat kenaikan pendapatan usaha sebesar 9 persen menjadi Rp 21,17 Triliun yang terdiri dari penjualan batubara domestik sebesar 49 persen. Penjualan batubara ekspor sebesar 48 persen dan aktivitas usaha lain seperti, penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa sebesar 3 persen. Kenaikan pendapatan usaha ini ditopang oleh peningkatan pendapatan penjualan batubara ekspor yang signifikan sebesar Rp 2,44 Triliun.
Di akhir 2018 perseroan kembali meraih penghargaan proper emas dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan republik indonesia. Pengharga lainnya seperti The Asian Export Award katrgori logam dan penambangan, Indonesia mining award 2018 kategori penyuplai DMO batubara tertinggi, dan The Best Overall BUMN dalam Anugerah BUMN 2018.
Sepanjang 2018, produksi batubara perseroan mengalami kenaikan 9 persen dari tahun sebelumnya menjadi 26,36 juta ton. Sementara itu, angkutan batubara dengan kereta api juga mengalami kenaikan sebesar 1,32 juta ton menjadi 22,69 juta ton pada tahun 2018. Strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor kebeberapa Negara diantaranya, India, Korea Selatan, Hong Kong dan Thailand ditengah perbatasan impor yang dilakukam China selaku pangsa pasar ekspor terbesar.
Kinerja saham perseroan sepanjang 2018 pun semakin membaik. Pada pembukaan perdagangan tahun 2018 pada 2 Januari 2018 tercatat saham PTBA sebesar Rp 2.500-perlembar saham dan pada penutupan perdagangan tanggal 31 Desember 2018 harga saham PTBA tercatat Rp 4.300-,
Sedangkan untuk target tahun 2019 penjualan batubara menjadi sebesar 28,38 juta ton, yang terdiri dari 13,67 juta ton. Penjual domestik 14,71 jutaton penjualan ekspor. Target ini akan meningkat 15 persen dari realisasi penjualan batubara 2018. Peningkatan ini cukup ditopang penjualan ekspor untuk batubara Medium to high calori kepremium market senesar 3,8 juta ton.
Untuk mendukung target penjualan, perseroan menargetkan produksi batubara sebesar 27,26 juta ton atau naik 3 persen dari realisasi 2018 sebesar 26,36 juta ton. Angkutan batubara dengan kereta api juga mengalami kenaikan target menjadi 28,38 juta ton dengan komposisi tanjung enim menuju tarahan sebesar 21 juta ton, tanjung enim menuju Kertapati sebesar 4,3 juta ton.
Secara total tarangkutan batubara dari lokasi tambang sebesar 23,10 juta ton, masing masing 19,40 juta ton ke Pelabuhan tarahan Lampung 3,70 juta ton kedermaga Kertapati Palembang. Jumlah angkutan batubara ini telah meningkat 13 persen dari target 2017 sebesar 20,50 juta ton.
Hilirisasi dengan tagline beyound coal perseroan bersama dengan pertamina dan air Products telah melakukan penandatangan nota kesepahaman untuk gasifikasi batubara menjadi dethyl ether (DME) dan synthetic natural gas (SNG)di Allentown Amerika Serikat pada Nopember 2018. Penandatangan disaksikan Mentri BUMN Rin Soermarno dan Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin.
Penandatangan kerjasama di Allentown kemudian dilanjutkan dengan adanya penandatangan kerangka kerjasama pendirian Joint Venture Company pada Januari 2019. Kerjasama ini dimaksud sebagai dimulainya studi kelayakan potensi bisnis coal to gas. Pada awal Februari 2019 lalu. Proyek ini direncanakan akan mulai berproduksi pada tahun 2023 dengan konsumsi batubara sebesar 8,7 juta ton pertahun dari tambang peranap milik perseroan.
Perseroan bersama dengan Pertamina pupuk Indonesia dan Chandra Asri Petrochemical juga melakukan pencanangan industri hilirlisasi batubara di Bukit Asam Coal Based Special Econnomi Zone (BACNSRZ) ditanjung enim. Melalui hilirisasi batubara kalori menjadi syngas untuk produksi urea dengan kapasitas 570 ribu ton pertahun. Dimethyl Ether (DME) dengan kapasitas 400 ribu ton. Polypropelene dengan kapasitas 450 ribu ton pertahun. Proyek ini direncanakan Commercial Operation Date (COD) pada akhir 2022 dan direncanakan konsumsi batubara untuk proyek mencapai 6,2 juta ton pertahun.
Sinergi dengan BUMN lain untuk optimasi pengangkutan batubara perseroan bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengembangkan proyek angkutan batubara jalur kereta api dengan kapasitas 60 juta ton pertahun pada 2023. Pengembangan ini termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim – Prajin dan Tanjung Enim Tarahan II.
Tanjung Enim – Prajin memiliki kapasitas 10 juta ton pertahun sedangkan Tanjung Enim – Tarahan II memiliki 20 juta ton pertahun. Kedua jalur ini, direncanakan akan mulai beroperasi pada 2023. (Syah/Humas PTBA.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bukit Asam Tbk. Tahun Buku 2018 ini, dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 25 April 2019.
Arvian Arifin selaku Direktur Utama (Dirut) mengatakan terkait RUPS Tahunan ini, hanya membahas pengesahan keuangan antar dewan penggunaan laba perusahaan.
“Tidak ada perubahan nomenklatur, tidak ada perubahan direksi dan dewan direksi”, sebutnya dalam Confrerensi Pers.
Akhir Triwulan 1 2019 ini, rencana kerja bisa dicapai akan lebih lebih dari tahun 2018. Dari sisi produksi, keuangan dan kinerja masih ada 3 triwulan lagi untuk mencapai kerja yang lebih cerdas keras dan lebih baik lagi.
“Memang kwartal 1 Tahun 2019 ada penurunan index jual batubara dari jual 2018. Berharap agar ini dapat lebih baik lagi. Secara produksi 19 lebih baik dari 18 dengan ditingkatkannya angkutan melalui kereta api. Untuk export, ditarget pembagian dari deviden membagikan 75% ini bagian dari kontribusi ke Holding. Dan inilah yang menjadi point utama dalam RUPS”, ujar Arvian.
Target expor meningkat atas permintaan dari negara tetangga seperti Korsel, Vietnam, Hongkong dan Pasar Jepang.
“Dengan demikian, diharapkan PTBA akan menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia”, tandasnya.
Editor : Ahmad