Home / Umum / GHINDU DUSUN LAMAN, FERTA CS NGADON PEMPEK DI TAIWAN

GHINDU DUSUN LAMAN, FERTA CS NGADON PEMPEK DI TAIWAN

# MENGINTIP SUKA DUKA SEORANG TKI ASAL PAGUN #

Author : Ron

TAIWAN, LhL – Ferta, begitu ia akrab dipanggil dalam kesehariannya di keluarga maupun di lingkungan di manapun ia berada. Wanita tangguh berusia 42 tahun ini meninggalkan tanah air, tepatnya Desa Siring Agung, Kecamatan Pagar Gunung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, sejak tahun 2014 silam untuk berkiprah mengais rezeki menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negeri orang bernama Taiwan.

Kala itu (2014), Ferta terbang ke Taiwan mengaku sangat sedih karena harus meninggalkan keluarga tercintanya. Namun, setiba di nagara itu ia mendapatkan majikan yang penuh perhatian dan telah mengangapnya sebagai bagian dari keluarga mereka. Sehingga selama hampir 3 tahun ia merantau, Ferta merasa betah tinggal di Taiwan.

“Aku pergi ke Taiwan pas gelombang yang terakhir pada tahun 2014 silam. Saat itu usiaku 39 tahun, aku meninggalkan ayah, ibu, saudara dan seorang putra semata wayang bernama Deny Saputra, yang merupakan hasil buah perkawinan saya dengan mantan suami, ZL yang berasal dari Tangga Buntung Kota Palembang”, urai Ferta dengan mata berkaca kaca, sedikit mengenang kisah perceraiannya pada tahun 2010 lalu.

Walaupun dia hidup sebagai orangtua tunggal (Single Parent) bagi si buah hatinya. Namun ia tetap selalu berusaha mencari nafkah sekuat tenaga demi masa depan ia dan keluarganya. Sayangnya, di saat ia sudah mendaptkan jalan hidup yang sudah lumayan mapan, anaknya Deny Saputra meninggal akibat kecelakaan pada tahun 2016, atau sekitar 2 tahun ia berada di Taiwan.

Baca Juga  LUPAKAN PILKADA, ASWARI HADIRI MXGP PANGKALPINANG

“Waktu mendapat kabar duka itu, aku sedih. Anakku semata wayang harus pergi meninggal dunia di saat aku sedang berjuang untuk kebahagiaan masa depannya. Hatiku terasa dicabik cabik, airmata pun seakan tak ada habisnya menetes. Tapi apa daya, walaupun bos nyuruh pulang, tapi saya belum bisa pulang ke kampung halaman, karena masih terikat kontrak kerja. Padahal, niat saya merantau buat anak saya semata wayang. Alhamdulilah tuhan sudah memberikan rejeki, tapi anakku telah dipanggil Yang Maha Esa”, ungkap wanita perkasa tamatan SMP ini, saat dihubungi Lahat Hotline.com via video call di masanger handphonenya, Rabu (11/10/17).

Diceritakan Ferta, sebelum bercerai ia pernah bekerja di Taiwan tahun 2001, kemudian tahun 2008 pulang dan beriatirahat. Lalu setelah bercerai dengan suaminya tahun 2010, tahun 2011 ia kembali mencari nafkah ke Hongkong dan balik lagi ke Indonesia tahun 2013. Karena tak ingin menyusahkan orangtua dan merasa punya tanggung jawab membahagiakan anaknya Denny Saputra, hingga pada tahun 2014 silam Ferta berangkat lagi ke Taiwan sampai saat ini.

“Pada prinsipnya, selagi aku kuat aku akan tetap berusaha”, begitu tekat bulat Ferta.

Walaupun ia mengakui, memang suka dan duka seringkali menyelimuti kesendirian dalam kesedihannya di negeri orang, namun ia harus bertahan dan selalu bertahan demi masa depannya. Terlebih lagi setelah ia ditinggal pergi oleh anaknya tercinta, Almarhum Denny Saputra.

“Sukanya kalo lagi liburan, atau saat gajian. Alhamdulilah bosku menganggap aku seperti keluarga sendiri. Semua tetangga sesama TKW pada baik dan mau saling beri makanan dan sayuran seperti anggur dan lain lain. Saya serasa ada di kampung halaman, saat kangen kangenan kumpul sama teman sambil buat makanan khas palembang Empek-empek”, beber Ferta.

Baca Juga  SIMPAN SABU DALAM CARGER, PEDAGANG NARKOBA INI DIRINGKUS PETUGAS

PhotoGrid_1507713112851

Lalu bagaimana dengan dukanya..?? Yang pasti menurut Ferta, jauh dengan keluarga, karena selama di rantauan ia ditinggalkan oleh 2 anggota keluarganya, yaitu nenek dan Deny anak semata wayangnya.

“Apalagi waktu mereka meninggal aku tidak ada di samping mereka, aku sangat sedih:, tuturnya, kembali mengingat.

Disinggung tentang jumlah gaji dan penghasilannya selama menjadi TKW, Ferta enggan menyebut secara rinci. Namun ia tak sungkan mengaku kalau hasil jerih payahnya selama ini sudah bisa menjadi bekal hidupnya setelah pulang ke tanah air pada tahun 2020 nanti.

“Aku memang tidak sekolah tinggi, tapi kalau ditanya masalah besaran gaji, itu tidak bisa saya ceritakan, nanti malah dikira mau pamer. Tapi alhamdulilah walapun tidak mewah, saya sudah buat pondok (Rumah, red) sudah buka kebun dan sedikit lahan yang masih kosong, sudah bisa beli motor sendiri. Intinya, kalau sekedar buat makan di masa pensiun saya (Pulang ke Desa Siring Agung) kelak, cukuplah. Tapi sekali lagi kita bukan pamer, ini karena mamang wartawan yang minta data saja saya mau ceritakan. Doakan saja tahun 2020 nanti saya habis kontrak, saya bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan keluarga di kampung halaman”, tutup Ferta, menyudahi wawancara dengan pewarta.

Editor : Zadi

Check Also

Pemilu di 4 TPS RD PJKA Bandar Agung Berjalan Kondusif

Author : Ujang LAHAT, LhL – Prosesi Pemungutan Suara di Empat Tempat Pemungutan Suara (TPS) …

SMM Panel

APK

Jasa SEO