Author : Azhari
MUARA ENIM, LhL – Salah satu komoditi andalan desa sekitar Kecamata Rambang Dangku, hidup dengan beekebun karet. Seperti pemilik kebun karet yang mencapai puluhan hektar ini. Dimas, warga Desa Aur Duri kecamatan Rambang Dangku ini telah lama bergelut dengan bahan dasar testil berjenis karet tersebut.
Sayangnya,walaupun ia memiliki banyaknya hasil getah dari kebun miliknya itu, namun Dimas sangat mengeluh dengan keadaan harga sekarang yang kurang stabil.
Menurut Dimas, kebun yang ia garap dengan sistem bagi hasil dengan para koleganya. Dengan harga menurun saat ini. Dimas merasa kurang puas karena kebun miliknya tersebut sangat banyak makan biaya untuk perawatan dari pupuk, hingga peremajaannya dan pembersihan lahan dari rumput rumput hutan.
selain itu juga ia sangat pesimis dengan para karyawanya, apabila harga menurun bisa saja para karyawannya beralih profesi.
“Ya, untuk biaya perawatan dan pupuk itu saya yang tanggung, setelah hasil dari sadapan dibagi dua. Saya harap harga karet ini bisa mencapai minimal Rp 15 ribu, biar stabil untuk sekarang dibawah Rp 10 ribu”, harapnya.
Diceritakannya, saat ia ke kebun sore hari ini. Ia melihat pohon pohon karet miliknya iyu sudah nampak menua dimakan waktu dan usia. Namun getahnya masih banyak setelah di berinya bersama
“Aku liat balam yang la tuo abis di pupuk hasilnyo mantap masih banyak getah nyo sehari 3 sayak full, masih netes sampe sore,, sayang getah sekarang ni hargonyo la turun lagi”, ujar Dimas.
Hingga berita ini diturunkan, tim LhL bersama Dimas langsung meninjau kebun karet miliknya, pada Minggu,(19/3) di Desa Aur Duri, Kecamatan Rambang Dangku Muara Enim.
Editor : UJANG, SP