Autor : Ujang / Humas pemprov
PALEMBANG, LhL – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) berkomitmen, tahun ini tidak akan ada lagi bencana asap seperti yang terjadi tahun lalu. Keseriusan ini diwujudkan dengan pembentukan Gerakan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Langkah yang dilakukan Pemprov ini adalah langkah tercepat dibandingkan dengan provinsi lain yang terkena bencana Karhutla. “Pemprov memulai pengendalian Karhutla lebih awal dari tahun lalu,” tegas Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, dalam Upacara Pencanangan Gerakan Pengendalian Karhutla di Halaman Griya Agung,
Dengan mengusung semangat Prasasti Talang Tuo Kerajaan Sriwijaya 763 Masehi lalu, Alex meresmikan Gerakan Pengendalian Karhutla. Upacara peresmian diawali dengan pengecekan kesiapan anggota oleh Alex dengan mengelilingi lapangan upacara. Upacara sendiri diikuti sebanyak 1.630 peserta yang terdiri dari TNI, Polri, BNPB, Masyarakat Peduli Api dan lain-lain.
Dalam sambutannya, Alex menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan Sumsel yang sehat dan bebas dari asap dengan tema Green South Sumatera (Sumsel Hijau). “Green South Sumatera, kita sepakat nihil asap dengan mewujudkan kawasan yang rendah emisi tanpa polusi,” ujar Alex.
Salah satu strategi utama yang akan dilakukan Pemprov Sumsel adalah dengan membangun 102 Desa Peduli Api Terpadu yang tersebar di empat kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, dan Ogan Ilir (OI), strategi lain adalah membuat pos pantau dan patroli darat.
Alex juga menginstruksikan kepada masyarakat atau pihak terkait untuk terus berkoordinasi dengan Pemprov jika lahan yang terbakar tidak dapat ditanggulangi sendiri. “Lakukan koordinasi kepada Pemprov jika sulit ditanggulangi sendiri,” kata Alex.
Ditambahkannya, tidak hanya penanggulangan kebakaran yang dilakukan Pemprov, Pemprov nantinya juga akan melakukan pelestarian hutan dan lahan yang telah terbakar.
“Kami akan melakukan evaluasi lahan pasca kebakaran, sehingga lahan tersebut tidak lama terbengkalai untuk segera diperbaiki,” tandas Alex.
Jumlah lahan yang terbakar pada tahun 2015 lalu adalah seluas 736.536 Ha2 dengan 57 persen adalah lahan gambut dan 74 persen berada di lahan konservasi atau lahan yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan dan pertanian.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, memuji langkah yang dilakukan Pemprov Sumsel karena memiliki komitmen yang kuat. “Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Gubernur Sumsel,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan semua pihak harus bekerja sama, tidak biasa hanya mengandalkan Pemprov saja. “Pencanangan Karhutla harus Total Football, artinya tidak bisa hanya mengandalkan Pemprov saja,” ujarnya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementrian Lingkungan Hidup, Agus Justianto mengatakan, ada beberapa tolak ukur yang menjadi keberhasilan suatu pengendalian Karhutla.
“Rendahnya jumlah Hot Spot (titik panas, red), tidak ada sekolah yang libur karena asap, jumlah warga yang sakit karena ISPA tidak lebih dari 100 orang, jarak pandang minimal 5 kilometer, dan tidak ada penerbangan yang tertunda,” pungkasnya.
Setelah upacara, Alex beserta rombongan melakukan kunjungan ke lapangan dan penanaman pohon secara simbolis di lokasi plasma nutfah di desa Sepucuk Kabupaten OKI.
(Editor : Ishak)