Author : Dedi
Muara Enim, LhL – Calon bupati dari jalur independen Dr. HJ. Shinta Paramita Sari,SH,M.Hum dengan nomor urut 3 maju pada pilkada 2018/2023 tidak lain atas dukungan masyarakat Kabupaten Muara Enim. Hal tersebut, selalu dikatakannya dalam setiap sambutannya pada kampanye.
Bukan hanya dukunggan , kata Shinta, hati kecilnya juga ikut beteriak untuk maju mencalonkan diri jadi bupati karena ingin berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Jikapun dirinya diberi amanah untuk memimpin Kabupaten Muara Enim, maka dirinya akan sebisa dan semampu mungkin mensejahterakan masyarakat dan berbuat yang terbaik untuk masyarakat.
“Dari dukungan dan juga hati kecil saya juga ikut mendukung saya maju mencalonkan diri untuk berbuat yang lebih baik lagi kemasyarakat,” ujar Shinta. Kamis,(12/4/2018).
Dikatakan Shinta, dirinya selaku putri daerah Kabupaten Muara Enim akan berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Dalam segala aspek yang berfungsi untuk mensejahterakan masyarakat kabupaten. Karena yang dibutuhkam masyarakat itu bukan sesuatu yang dipamerkan melainkan sesuatu yang menyetuh kehati masyarakat. Misalnya bidang pertanian, perkebunan, pendidikan serta kesehatan. Itulah hal utama yang harus selalu diperhatikan oleh kepala daerah Kabupaten Muara Enim. Namun, dibalik itu semua tidak semudah kita berbicara, perlu tahapan yang perlu dikerjakan. Terlebih lagi keinginan masyarakat sendiri untuk sejahtera. Baik masyarakat maupun penerintah bekerja sama agar kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik lagi.
“Pilihlah pemimpin yang benar-benar perduli dan dekat dengan rakyat supaya aspirasi masyatakat cepat tersalurkan. Jangan sampai salah pilih pemimpin karena akan merugikan masyarakat sendiri,” ujar ibu yang pernah menjadi murid di SMP N 1 tersebut.
Dirinya, selaku salah satu paslon yang maju pada pilkada 2018/2013 ini berharap, kepada masyarakat Kabupaten Muara Enim dari Semende sampai Gelumbang, agar tidak memilih pemimpin yang salah.
“Dan jangan ikut-ikutan politik uang karena baik yang memberi maupun yang diberi akan sama-sama dikenakan hukum.
“Jangan ikutan politik uang, karena itu membahayakan kalian semua,” lanjut ibu yang pernah menjadi mahasiswa di universitas perguruan serasan.
Editor : Zadi