MERAPI BARAT, LhL – Mungkin sebagian besar masyarakat Sumatera Selatan akan selalu mengingat saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke tanah Sriwijaya ini. Saat kunjungan itu pula para petani di Sumatera Selatan menyampaikan keluhannya diantara keluhan tersebut ada satu keluhan yang seakan menjadi fokus Jokowi. Yaitu mengenai harga karet ang sangat menyiksa para petani karet. sehingga sesampainya di Jakarta Jokowi pun mengumpulkan beberapa menteri terkait guna membahas peningkatan harga karet.
Namun semuanya hilang tanpa kesan, petani karet pun tetap saja mengeluh dengan keadaan yang ada, yang sangat menarik keluhan mengenai harga karet ini tetap ada sampai hari ini.
Seperti yang dialami Zulfikar salah seorang Petani karet di Desa Tanjung Telang Kecamatan Merapi Barat, dirinya masih mengeluhkan harga karet yang dalam beberapa pekan terakhir ini turun drastis, hingga mencapai harga Rp. 4000 per kilogram, jauh dari harga normal dua bulan yang lalu sempat mencapai harga Rp. 6000 per kilogramnya.
“Harga karet tahun ini tidak pernah lebih dari harga Rp 10.000 per kilogramnya, bahkan dari awal tahun harga karet hanya berkisar Rp 5000 per kilogram,” kata zulfikar, seorang petani karet.
Dia mengatakan, menjadi petani karet merupakan salah satu mata pencarian bagi dirinya, oleh sebab itu, ketika harga getah karet turun (anjlok) petani kewalahan, apalagi harga kebutuhan pokok juga terus naik ditambah lagi kebutuhan anak sekolah setiap hari mesti ada uang paling tidak buat ongkos kesekolah.
“Harga getah karet saat ini memang sudah lama turun (anjlok), hal ini sudah terjadi sejak berapa tahun yang lalu, untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, saya mesti kerja ekstra seperti mengambil batu dan pasir di sungai untuk di jual,” terangnya.
Dia berharap, agar harga getah karet kembali normal seperti beberapa tahun yang lalu, sehingga petani tidak menelantarkan kebun karet mereka hanya karena harga karet turun tersebut.
Naskah / Photo (Iin / Mema’ul Merapi)
Editor (Nopiriadi)