Author : YESY
BENGKULU SELATAN, LhL – Kekerasan terhadap warga kembali terjadi. Kali ini diduga dilakukan oleh seorang oknum Aparat Penegak Hukum (APH) yang tidak lain dicurigai dari polres kaur di wilayah tapal batas Bengkulu Selatan – Kaur Kabupaten Bengkulu Selatan yang kini ditangani langsun Ketua Aliansi Selamatkan Bengkulu Selatan, Herman Lupti ketika mendapat laporan langsung dari warga yang bersangkutan, Sabtu (11/01/25).
Insiden tersebut terjadi pada Kamis (9/01/25) sekitar pukul 13:45 WIB kemarin dengan korban bernama Pendi salah seorang warga yang mengikuti kegiatan pengikut ASBS dan FPWK dalam mempertanyakan tentang kelegalitasan izin perusahaan PT Dinamika Selaras Jaya.
Peristiwa kekerasan ini diduga dilakukan oleh salah satu oknum APH di saat warga tersebut mau pulang dan turun dari tapal batas dikarenakan mendapat kabar kalo ada sanak familinya meningal dunia.
Menurut Pendi, kejadian tersebut berlangsung ketika ia mau menuju pulang,
Di jalan ia bertemu satu kendaraan (Mobil Touring) dan dipanggil serta ditanya lalu diduga bahkan diyakini adalah salah satu oknum APH.
Meskipun oknum tersebut sedang tidak mengenakan pakaian dinas, namun menurut Pendi sebelum ia berhenti dirinya dipanggil pertama oleh Pak Ahmat Kairuman selaku Kaset Intel.
“Dan beliaupun melihat, kalau salah satu oknum tersebut menampar dirinya meski cuma pakai dompet dan sengaja menodongkan senjata ke bagian kaki saya”, terang Pendi.
Sebelum hal itu dilakukan, salah satu oknum tersebut memberentikan dan menanyakan serta melihat apa yang dibawanya sembari berkata agar ia tidak lagi ke sini, karena yang di dalam semuanya akan ditangkap.
“Saat itulah oknum itu sambil ngacungkan senjata berjenis pistol berwarna putih”, urainya.
Pendi menduga, tindakan kekerasan yang dialaminya ini dikarenakan dia termasuk salah satu warga pengikut ASBS dan FPWK dalam kegiatan menanyakan tentang legalitas PT yang memang ngekem di tapal batas.
Kejadian itu memperlihatkan sikap arogansi salah satu oknum APH yang diduga alergi terhadap kegitan yang dilakukan oleh warga bersama ASBS dan FPWK, karena menanyakan dan menuntut tentang kelegalitasan PT Dinamika Selaras Jaya.
“Apa yang telah saya alami waktu turun dari wilayah Tapal Batas emang iya terjadi, saya ditampar memakai dompet dan kaki saya ditodongi senjata oleh salah satu oknum yang diduga dari APH meskipun waktu dia memakai pakaian bebas. Saat itu secara langsung diketahui oleh bapak Ahmad Kairuman selaku Kaset Intel”, jelas Pendi kepada Herman Lupti selaku Ketua ASBS di rumahnya.
Tidak terima dengan perlakuan kasar yang diduga sengaja mengintimidasi dan penganiayaan serta menakut – nakuti dan ancaman warga tersebut, Herman Lupti selaku ketua ASBS dan Ketua FPWK akan membawa masalah ini ke ranah hukum yang lebih tinggi dengan melaporkan ke propam Polda Bengkulu dan propam Mabes Polri secepatnya.
Karena menurut beliyau kegiatan seperti itu harusnya didukung oleh pihak Penegak Hukum dalam proses penegakan hukum dalam informasi tentang PT tersebut elegal, Tapi nyatanya tidak pernah berhadapan dengan pihak PT namun selalu berhadapan dengan pihak polres kaur yang sepertinya polres kaur yang memiliki PT yang diduga elegal tersebut.
“Selaku Aparat penegak hukum, hal itu sangat disayangkan. Semestinya penegak hukum jadi pelindung, bukan melakukan hal sedemikian yang tidak patut dilakukan.
Semoga citra kepolisian tidak ternodai oleh oknum – oknum yang hanya dugai akan memperkaya diri dengan mendapatkan Fee dari perusahan PT Dinamika Selaras Jaya tersebut”, ungkap Herman.
Editor : RON