# Operasional & Honor Tak Sesuai Pengeluaran
# Kerja Dari Pagi Sampai Shubuh
LAHAT, LhL – Besarnya beban tugas khususnya saat perhitungan surat suara ditingkat KPPS, PPS dan PPK (Panitia Pemilih Kecakatan) membuat panitia tingkat desa dan kecamatan mulai mengeluh. Pasalnya, saat rapat pleno berlangsung aktivitaa yang dikerjakan memakan waktu dari pukul 07.00Wib sampai pukul 05.00 Wib sehingga menguras energi dan pikiran.
Pantauan wartawan koran ini di lapangan, di Kecamatan Merapi Barat, Timur dan Selatan untuk Pilpres pasangan Nomor urut 02 unggul telak dibanding paslon nomor urut 01. Khusus di Kecamatan Merapi Barat Paslon No.1 meraih suara sebanyak 3699 sedangkan paslon No 2 meraih suara sebanyak 11392.
“Kalau seperti ini bentuk perhatian pemerintah terhadap penyelenggara tingkat TPS, desa dan kecamatan, ke depan saya tidak mau lagi jadi penyelenggara,” ujar salah satu petugas KPPS dan PPS yang enggan disebut namanya.
Dijelaskannya, saat hari perhitungn anggota PPS hingga KPPS bekerja dari pagi sampai subuh, bahkan ada yang terpaksa melakukan koreksi ulang karen data ada salah penulisan. Sementara honor petuga KPPS hanya berkisar Rp.500 ribu sedangkan biaya operasional yang dikeluarkan banyak diluar dugaan.
“Kami bekerja dapat capek tuk Pemilu tahun ini, tapi mau bagaimana lagi karena telah disumpah jadi harus melaksanakan tugas sesuai dengan amanah yang dipeecayakan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wardi (34) warga desa Telatang menuturkan, sangat apresiasi atas kinerja yang dilakukan penyelenggara seperti PPK dan Panwascam karena dengan keterbatasan dana yang dimiliki dapat melaksanakan aktivitas dengan tertib dan aman.
“Kita juga bangga pihak kepolisian dan TNI menjaga ketat keamanan kotak suara hingga rapat pleno berlangsung, mudah-mudahan pesta demokrasi berjalan dengan aman, tertib dan sesuai yang diharap kan masyarakat sehingga melahirkan pemimpin yang amanah,” pungkasnya.
Editor : Ahmad