Author : JACK MANIA
MULAK ULU, LhL – Adat dan tradisi dari jaman nenek moyang dahulu masih di pertahankan, khususnya Dikir arak arakan pengantin di Desa Geramat, Kecamatan Mulak Ulu.
Zaman dulu, banyak sekali adat dan petata petiti di saat akan melangsungkan pernikahan (Bekagokan) di Kabupaten Lahat ini, tapi seiring zaman, adat istiadat itu mulai tenggelam. Hanya beberapa yang masih di pertahankan, seperti di temui wartawan Lahathotline hari ini di Desa Geramat.
Di saat akan melangsungkan pernikahan, kalau dulu ada antar antaran seperti antar lemang atau wajig, ambinan tinggi yang berisi tikar, niru, bakul, dan bermacam pernak pernik lainya yang terbuat dari bambu dan rotan di antarkan ke pihak mempelai. Tapi semua itu sudah sangat jarang ditemui lagi.
Hanya beberapa adat lagi yang masih bertahan saat ini. seperti yang terjadi pada hari ini, Kamis 15/12-16, Dikir dan pantauan di Desa Geramat, Kecamatan Mulak ulu.
Dikir ini adalah untuk arak-arakan pengantin menuju ke singgasana sebagai Raja dan Ratu sehari.
Rahen (48), Ketua kelompok Dikir ini saat di bincangi wartawan LhL menjelaskan, bahwa pihaknya bersyukur atas adanya seni dikir ini, yang masih bertahan di desanya,
Karena menurut dia, kalau ini dihilangkan juga atau tidak kita budayakan lagi akan semakin habis adat di daera kita ini, makanya didesanya masih tetap dipertahankan.
“Lagu lagu dalam dikir itu adalah do’a dan solawat. Sebagai pujian dan rasa syukur kita pada sang pencipta cerita Rahen. Di sini kami berpesan pada kaula muda untuk dapat menjaga dan melestarikan adat dan budaya kita Kabupaten Lahat ini”, katanya.
Editor : UJANG, SP