“Untuk pendapatan asli daerah (PAD) semula Rp 97.733.313.403 meningkat menjadi Rp 85.535.464.357,39 setelah perubahan sebesar Rp 183.268.777.760,39, kemudian dana perimbangan semula Rp 1.295.446.594.316 mengalami penurunan Rp 187.927.235.939, setelah perubahan menjadi Rp 1.107.519.358.377, lalu untuk lain-lain pendapatan yang sah semula Rp 429.984.893.000, mengalami peningkatan Rp 181.390.342.600 dan setelah perubahan Rp 611.375.235.600,” paparnya.
Ia menambahkan, untuk belanja tidak langsung yang semula Rp 1.072.108.391.855 mengalami penurunan sebesar Rp 30.104.520.667, setelah perubahan Rp 1.042.003.871.188. Belanja langsung semula Rp 906.733.178.980 naik Rp 97.868.435.668, dimana setelah perubahan menjadi Rp 1.004.601.614.648.
“Berikutnya pembiayaan daerah untuk penerimaan pembiayaan, sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2016 Rp 85.961.552.570,34, penerimaan piutang bagi hasil pajak provinsi Rp 69.114.650.528,27, sehingga jumlah penerimaan pembiayaan Rp 155.075.903.098,61, disusul pengeluaran pembiayaan sektor penyertaan modal (investasi) ke Bank SumselBabel sebesar Rp 5 M, penyertaan modal ke PDAM Rp 5.633.789.000, total pengeluaran mencapai Rp 10.633.789.000,” jelas Wanhar.
Wanhar mengungkapkan, jika nanti hutang PDAM Tirta Lematang sebesar Rp 5.633.783.988,81 terdiri dari hutang pokok dan non pokok telah terselesaikan, maka langkah selanjutnya adalah segera membenahi sistem, baik itu manajerial, sarana dan prasarana.
“Dengan cara berkonsultasi dengan PDAM yang sudah maju dan mandiri seperti di Palembang, sehingga dapat mengoptimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat dan tidak tutup kemungkinan nantinya dapat membantu pemda dalam usaha peningkatan PAD,” pungkasnya.
Photo/Naskah : (BENS)
Editor : (UJANG. SP)
Lahat Hotline
