Author : Prima
LAHAT, LhL – Seluas 54441 Ha lahan kopi di Kabupaten Lahat, menjadikan kopi sebagai tanaman primadona dan jadi salah satu mata pencaharian andalan masyarakat Kabupaten Lahat. Sayangnya, memasuki masa panen harga kopi yang sebelumnya diangka Rp 20 ribu – Rp25 ribu, kini mulai berangsur turun hingga ke angka Rp17 ribu- Rp19 ribu.
Meskipun begitu, masyarakat saat ini sudah tidak lagi menyimpan biji kopi hingga harga kembali naik. Kebutuhan ekonomi masyarakat yang kian meningkat, membuat masyarakat lebih memilih langsung menjual hasil kebunnya tersebut.
“Selain untuk kebutuhan hidup, saat ini musim sedekahan dan musim masuk anak sekolah, nyaris berbarengan. Tidak lagi bisa disimpan terlalu lama,” ujar Teguh, warga Kecamatan Pulau Pinang, Lahat, Selasa (25/6).
Begitupun, disampaikan Agus (23) petani kopi asal Kecamatan Pagar Gunung. Menurut dia, untuk penjualan biasanya menjual biji kopi yang sudah dijemur, selanjutnya dibawa ke penggilingan dan dihargai oleh toke kopi.
“Hasil yang kita petik, nantinya tidak sama saat mau dijual. Kalau kita panen 10 kg, saat jual kering bisa susut jadi 8 kg,” sampainya.
Editor : Ahmad