Author : Toni Ramadhani
PAGARALAM LhL – Pengusaha muda asal Kota Pagaralam, Kristian Hadinata nyatakan siap menampung dan membeli buah pinang dari masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel).
Kristian Hadinata mengaku pihaknya membutuhkan sedikitnya 93 ton pinang siap ekspor setiap bulannya.
Kristian mengatakan, setiap kilogram pinang berkualitas akan dibelinya dengan harga Rp20-Rp25 ribu per kilogram.
“Kami saat ini sementara bisa menampung di angka 50 ton, harga sekarang ini cukup baik sekitar Rp20 ribu sampai Rp23 ribu dengan syarat pinang bulat, bagus, tidak pecah, dan hitam serta tingkat kadar air setidaknya 10 persen ini masuk grade A,” ujarnya, Sabtu (18/9/2021).
Kata Tian, untuk menjaga kualitas pinang yang mereka tampung, pekerjanya menyiapkan tempat penjemuran di belakang gudang.
Pemuda Pagaralam ini menilai buah pinang menjadi komoditas ekspor menjanjikan di Kota Pagaralam.
Kristian Hadinata menyatakan siap menampung dan membeli buah pinang dari masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel).
“Petani lokal memang banyak menjual pinang mereka di sini, mulai dari Jarai, Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, dan daerah lainnya,” jelasnya.
Menurut Tian, tidak hanya negara Iran yang meminati buah pinang dari Indonesia. Akan tetapi juga ada banyak negara lainnya yang sudah menyatakan siap membeli buah pinang dari Indonesia.
“Sementara ini kita masih ekspor untuk Iran, kedepan ada pasar strategis yang juga meminta produk pinang dari Indonesia, mulai dari Pakistan, Mesir, Thailand, dan negara Asia Tenggara lainnya juga ingin pinang kita. Dan pinang kita saat ini tidak mencukupi, sampai saat ini untuk daerah Sumatera Selatan pun belum tercukupi untuk ekspor ke luar negeri,” tuturnya.
Menjadi petani Pinang kata Tian, sangat menjanjikan dalam jangka panjang, karena buah pinang dipakai untuk kosmetik, medis, herbal, batik, minuman, permen, dan banyak lainnya.
Sehingga hal ini menjadi kebutuhan pokok dasar dari dunia industri, dan pasti akan digunakan.
“Per bulan kalau memang kita menyanggupi dari buyer mereka minta dua kontainer minimalnya. Dan ini saja kita sudah sangat kesulitan untuk memenuhinya,” katanya.
“Maksimalnya kita bicara jangan terlalu banyak, sekitar dua kontainer sajalah berkisaran 54 ton, dan mudah-mudahan kedepannya kita siap menyediakan buah pinang ke buyer. Stok di Kota Pagaralam sangat tidak cukup untuk memenuhi permintaan ekspor tersebut,” tutup Tian.
Editor : Ron